Biaya hidup di Jepang memang sangat mahal, hal ini dikarenakan ada beberapa faktor penyebabnya yaitu ruang lingkup atau space, tenaga kerja, dan transportasi. Sebagai contoh di Tokyo, tempat tinggal seperti apartemen sangatlah kecil dan sempit bahkan tidak banyak terdapat fasilitas tempat parkir. Hal ini dikarenakan biaya parkir kendaraan di kota tersebut bisa mencapai 600 yen tiap jam. Oleh karena itu banyak orang yang tinggal di rumah tanah maupun apartemen tidak ada tempat parkir, mereka lebih cenderung menggunakan fasilitas transportasi umum. Hal yang kedua adalah tenaga kerja manusia, hal ini menjadi salah satu faktor mengapa biaya layanan di Jepang sangat mahal. Contoh ilustrasi, jika kita membeli satu kaleng kopi harga yang tertera vending machine hanya 120 yen. Tetapi, kopi yang sama dijual di kafe tentu dengan adanya pelayan, maka harganya mencapai 300 - 400 yen. Karenanya hingga saat ini Jepang sedang ramai memproduksi mesin-mesin otomatis untuk menggantikan tenaga pelayan karena lebih murah. Yang ketiga termahal di Jepang adalah transportasi atau kendaraan, karena hal ini juga berhubungan langsung dengan ruang. Salah solusinya adalah transportasi massal. Ketika jam-jam sibuk atau rush hours yang sering terjadi saat para pekerja berangkat dan pulang, kepadatan 1 meter persegi di dalam kereta bisa disesaki sampai 15 orang penumpang. Sayangnya, kepadatan penumpang kereta itu terkadang dimanfaatkan pria-pria iseng dengan melakukan pelecehan seksual di dalam kereta. Namun tentu saja, pemerintah Jepang sangat protektif dengan menerapkan undang-undang khusus. Pria yang tertangkap basah melakukan aksi pelecehan seksual di kereta bisa diajukan ke pengadilan dan diminta biaya ganti rugi mencapai 200.000 yen dan uang tersebut diserahkan kepada korban. Pelaku pelecehan seksual juga berpotensi dipecat dari perusahaan tempat kerjanya karena dianggap telah melakukan perbuatan yang memalukan. Oleh karena itu selain harus menjaga diri dari tindakan yang tercela, kita juga mesti merencanakan dan memprediksi biaya-biaya pengeluaran agar kita bisa menjalani kehidupan di Jepang dengan baik dan lancar. Komponen pengeluaran dan besaran setiap pengeluaran merupakan hasil survey pelajar/mahasiswa asing di Jepang, yang sedang sekolah di Sekolah Bahasa Jepang di Jepang atau yang sedang kuliah di universitas program sarjana (S1), magister (S2), dan doktor (S3), serta yang sedang kuliah di professional training college (sekolah tinggi kejuruan), junior college (diploma), dan college of technology (sekolah tinggi teknik) di Jepang. Berikut sedikit gambaran breakdown atau rincian biaya pengeluaran di Jepang seperti yang tertera pada Tabel dibawah ini: |
*besarnya biaya sewaktu-waktu bisa berubah tergantung nilai tukar kurs mata uang Yen Jepang terhadap mata uang Rupiah Indonesia, perhitungan dalam tabel diatas ketika bulan Agustus 2018 saat 1 Yen = Rp 132,1. Kisaran biaya di atas tersebut merupakan perkiraan yang sangat umum dan tidak mempertimbangkan setiap komponen biaya secara detail. Namun, perkiraan biaya tersebut dapat dijadikan sebagai kisaran awal sebelum melakukan tindakan nyata mewujudkan impian tinggal di Jepang, baik untuk belajar maupun bekerja. Perlu diketahui, biaya tersebut bisa membengkak atau malah menyusut, tergantung gaya hidup, sekolah yang ditempuh, dan faktor lain. Biaya sewa apartemen/kost mungkin mengambil porsi terbesar pengeluaran pelajar yang sedang sekolah/kuliah di Jepang. Hunian yang disewa oleh seseorang yang belum memiliki Rumah biasanya disebut apartemen. Di Indonesia biasa disebut kost atau kontrakan. Pelajar dari Indonesia yang kuliah/kerja di Jepang umumnya tinggal di apartemen. Hanya sebagian kecil yang tinggal di asrama. Harga/biaya sewa apartemen di Jepang sangat beragam. Gambaran biaya sewa apartemen di Tokyo, Osaka, Fukuoka, Kyoto, Sapporo dan Kagoshima dapat dilihat pada line-chart di bawah ini: Di Tokyo, jumlah unit yang paling banyak disewakan memiliki rentang biaya antara 60-70 ribu yen dan 70-80 ribu yen tiap bulan (lihat posisi puncak dari garis merah di line-chart). Di Osaka, jumlah unit yang paling banyak disewakan dengan rentang biaya sewa 50-60 ribu yen dan 60-70 ribu yen. Fukuoka, Kyoto dan Kagoshima memiliki kecenderungan yang sama, jumlah unit yang paling banyak disewakan pada rentang biaya sewa 40-50 ribu yen dan 50-60 ribu yen. Di Sapporo unit yang paling banyak disewakan, 40-50 ribu yen dan 30-40 ribu yen. Terlihat kecenderungan apabila kota semakin Karena biaya di Jepang sangat mahal, disarankan untuk menghemat segala pengeluaran keperluan sehari-hari. Bagi yang mau hemat dalam pakaian atau sandang, paling mudah adalah membawa pakaian dari rumah di Indonesia. Namun, jika tidak memungkinkan membawa banyak pakaian, Anda bisa berbelanja di tempat-tempat murah seperti Forever 21, H&M, Zara, atau Uniqlo dengan harga mulai 500 yen per potong. Sementara, di toko barang bekas, Anda bisa memperoleh baju dengan harga mulai 200 yen sampai 300 yen per potong. Untuk makanan, memang bisa mengisi perut Anda di berbagai restoran yang menyediakan kuliner khas Jepang seperti sushi, katsu, karage, dan lain-lain. Namun, harga yang dipatok untuk makanan-makanan ini cukup menguras kantong, yaitu sekitar 1.000 yen per porsi. Nah, jika ingin berhemat bisa memasak makanan sendiri dengan berbelanja sembako sekitar 2.500 yen seminggu sekali. |